Serikat Pekerja Bus Seoul menyetujui kenaikan upah sebesar 4,48 persen untuk kembali bekerja.
Ribuan pengemudi bus di ibu kota Korea Selatan, Seoul, kembali bekerja setelah melancarkan pemogokan yang menyebabkan kekacauan bagi penumpang di jam-jam sibuk.
Serikat Pekerja Bus Seoul pada hari Kamis menyetujui kenaikan upah sebesar 4,48 persen ditambah bonus liburan sebesar 650.000 won ($480), kata pemerintah kota Seoul, hampir 12 jam setelah aksi industri mengganggu hampir semua rute bus di ibu kota.
Terobosan ini membuka jalan bagi dimulainya kembali layanan bus menjelang jam sibuk malam hari.
Walikota Seoul Oh Se-hoon telah memohon kompromi cepat antara kedua belah pihak, dengan mengatakan bahwa mata pencaharian warga bergantung pada layanan bus.
Para pengemudi memulai pemogokan, yang pertama sejak tahun 2012, sekitar pukul 04.00 pada hari Kamis setelah pemberi kerja gagal menyetujui tuntutan mereka untuk kenaikan gaji per jam sebesar 12,7 persen.
Pemerintah kota Seoul memperpanjang jam operasional kereta bawah tanah menjadi pukul 02.00 dan mengoperasikan 480 bus non-serikat pekerja untuk membantu mengurangi gangguan tersebut.
Pemogokan tersebut menyebabkan banyak stasiun bus di sekitar Seoul kosong karena para penumpang beralih ke kereta bawah tanah untuk berangkat kerja.
“Saya tidak mengetahui adanya pemogokan bus karena saya tidak mengikuti berita dengan cermat,” Cho Min-sang seperti dikutip Kantor Berita Yonhap.
“Saya bingung karena tidak ada jadwal bus di layar terminal bus.”
Korea Selatan saat ini sedang mengalami pemogokan dokter ketika ribuan calon dokter memprotes rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran.