Hasil sementara selengkapnya diperkirakan akan dikonfirmasi oleh Dewan Konstitusi dalam beberapa hari mendatang.
Kandidat oposisi Bassirou Diomaye Faye meraih lebih dari 54 persen suara dalam pemilihan presiden Senegal, kata pengadilan banding Dakar.
Pengadilan mengatakan pada hari Rabu bahwa hasil sementara didasarkan pada penghitungan suara dari 100 persen TPS. Hasilnya diharapkan akan dikonfirmasi oleh Dewan Konstitusi dalam beberapa hari mendatang.
Kemenangan Faye terjadi hanya 10 hari setelah dia dibebaskan dari penjara. Pemenang pemilu berusia 44 tahun ini mengatakan ia ingin “memutuskan hubungan” dengan sistem politik saat ini, dan ia akan menjadi presiden termuda dalam sejarah Senegal.
Pengadilan mengatakan kandidat koalisi yang berkuasa, Amadou Ba, memperoleh lebih dari 35 persen suara, dan kandidat urutan ketiga Aliou Mamadou Dia memperoleh 2,8 persen.
Presiden Senegal Macky Sall sebelumnya mengucapkan selamat kepada Faye, dengan mengatakan kemenangannya adalah “kemenangan bagi demokrasi Senegal”.
Para analis mengatakan kemenangannya mencerminkan protes terhadap kepemimpinan yang akan habis masa jabatannya dan perpecahan dalam koalisi pemerintahan yang kuat namun melemah.
Pesan Faye sangat populer di kalangan pemilih muda di negara di mana lebih dari 60 persen penduduknya berusia di bawah 25 tahun dan kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Jutaan orang di Senegal mengambil bagian dalam pemungutan suara untuk memilih presiden kelima negara itu.
Pemungutan suara tersebut terjadi setelah tiga tahun gejolak politik yang berujung pada protes anti-pemerintah yang disertai kekerasan, yang menghasilkan lebih banyak dukungan bagi oposisi.
Puluhan orang terbunuh dan ratusan ditangkap sejak tahun 2021, dan Faye sendiri ditahan dan baru dibebaskan di tengah kampanye pemilu.
Transisi kekuasaan secara damai di Senegal akan menandai perubahan demokrasi di Afrika Barat, di mana telah terjadi delapan kudeta militer sejak tahun 2020.